NPSN 50103133 : NSS: 201220901002 : Nama: SMPN 8 DENPASAR : Akreditasi: Akreditasi A : Alamat: JL.MEDURI 2 DENPASAR TIMUR : Kodepos: 80235 : Nomer Telpon: 0361 225438
SekolahAlbanna - Albanna School. (0361) 236 444. 0818 418 444. info@albanna.sch.id. Jl. Tukad Yeh Ho III No.16 Kota Denpasar, Bali.
Untukjalur zonasi ini, usahakan adik-adik memilih sekolah yang terdekat dari rumah sebagai pilihan pertama. Berikut peluangnya: 1. Kota Denpasar. ANTARA FOTO/Galih Pradipta. Peluang sekolah pilihan untuk calon peserta yang tinggal di Kecamatan Denpasar Timur. SMAN 1 Denpasar. SMAN 2 Denpasar. SMAN 3 Denpasar.
SMAN7 Denpasar, Alamat: Jl. Kamboja No. 9, Denpasar, NPSN: 50103120, telepon: (0361) 222544, fax: (0361) 222544, logo, email, website, peta lokasi
ViewKasir Kamran Ahmed's profile on LinkedIn, the world's largest professional community. Kasir has 3 jobs listed on their profile. See the complete profile on LinkedIn and discover Kasir's connections and jobs at similar companies. During my short career i remained involved in scheduled and unscheduled maintenance activities of wind.
SMAMuhammadiyah 1 Denpasar. Pendidikan adalah paspor kita menuju masa depan. Karena hari esok adalah milik. Di sekolah, Anda diberi pelajaran dan kemudian diberi tes. Dalam hidup, Anda diberi ujian yang memberi Anda pelajaran. Selengkapnya.
LLfTQI. SMAN 6 Denpasar adalah salah satu sma negeri di Kota Denpasar yang berdiri pada tanggal 2 Juni 1986 dan diresmikan pada tanggal 14 Juni 1986 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Bapak Prof. Dr. Fuad Hassan. Surat Keputusan tertuang Nomor 0887/0/1986 tertanggal 22 Desember 1986, berlokasi di Jl. Raya Sanur/Tukad Nyali, Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Luas lahan sekolah yaitu m2 dengan luas bangunan adalah 7450 m2. Sejak tahun 2009 SMAN 6 Denpasar sudah menyandang status sekolah adi wiyata. Dalam kapasitasnya sebagai sekolah adi wiyata, apresiasi terhadap lingkungan untuk dijaga kelestariannya menjadi perioritas utama. Sebagaimana diketahui, bahwa status adi wiyata sangat menunjang sekaligus melengkapi dan menguatkan keberadaan Kota Denpasar sebagai kota budaya. Dengan demikian, dwi fungsi lembaga menjadi semakin tampak, yaitu di satu pihak membantu pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan, dan di pihak lain menopang program walikota dalam membangun kota kreatif yang berwawasan budaya yang diberi semangat dan roh agama Hindu. Sebagai salah satu lembaga pendidikan menengah di kota budaya, berbagai aktivitas dilakukan secara rutin oleh seluruh sivitas akademika sesuai bidang profesi masing-masing, baik yang bernuansa akademik maupun nonakademik, membuat waktu bergulir dan berlalu dengan cepatnya. Pergulatan waktu yang relatif cepat, sehingga tidak terasa bahwa pada tahun 2018 SMA Negeri 6 sudah memasuki usianya yang ke-tiga puluh dua tahun. Usia 32 tahun untuk sebuah lembaga pendidikan menengah yang telah mengalami beberapa kali suksesi kepemimpinan; berbagai perubahan telah dilalui sesuai tuntutan ruang dan waktu; semua itu dapat membuat keberadaannya semakin dewasa. Kedewasaan tidak hanya dapat diukur dari faktor usia, namun yang lebih penting adalah kuantitas dan kualitas kegiatan yang telah ditunaikan, baik untuk selalukualitatif selama bentangan waktu 32 tahun relatif banyak kemajuan yang dicapai oleh SMA 6 baik secara akademis maupun nonakademis. Tentu dalam upaya menuju pencapaian target kemajuan tersebut tidak dapat diabaikan tantangan dan hambatan yang dihadapi. Kondisi real di lapangan adalah adanya tantangan dan hambatan dalam bidang akademis. Hal tersebut berpulang kepada SDM calon siswa yang memilih setiap tahunnya kepada SMA Negeri 6 Denpasar. Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa jumlah NUN nilai ujian nasional calon siswa yang diterima dapat dikatakan termasuk hitungan terendah. Keadaan seperti itu secara psikologis memengaruhi laju jalannya proses belajar mengajar PBM, dan dalam situasi seperti ini menjadi tantangan Kepala Sekolah sebagai leadership untuk berinovasi yang didukung juga dengan semangat mengajar guru untuk berinovasi dengan strategi dan metode yang tepat dalam proses penbelajaran di kelas. Sebagai upaya untuk pencapaian target peningkatan kualitas pendidikan. Dengan demikian upaya yang dilakukan dalam peningkatan prestasi akademis yaitu relatif lebih banyak tantangan yang dihadapi. Namun di bidang peningkatan prestasi non akademis baik seni maupun olah raga tampaknya lebih mudah untuk dicapai. Dalam lima tahun terakhir ini, relatif banyak calon siswa baru yang memiliki kemampuan prestasi seni dan olah raga memilih di SMA negeri 6 terutama yang NEM-nya tergolong lebih rendah. Tetapi didukung oleh sarana dan prasarana yang cukup memadai seperti gamelan, rindik, kolintang, dan sebagainya untuk seni; dan prasarana olahraga dan peralatannya, maka SMA Negeri 6 Denpasar dapat duduk sejajar dengan SMA Negeri lainnya di Kota Denpasar. Hal lain yang tidak kalah penting untuk diraih selain prestasi di bidang kesenian dan olah raga adalah pembangunan di bidang lingkungan. Sebagai wujud nyata dari semangat tersebut adalah diraihnya status adi wiyata. Merupakan pekerjaan yang tidah mudah dilakukan, tentu melalui proses panjang dan kompleks, dengan berbagai upaya dan kerja keras mulai dari membangun kesadaran setiap individu, kesadaran kelompok, dan kesadaran seluruh civitas akademika SMA Negeri 6 Denpasar. Tak terpungkiri, bahwa semua orang pasti memahami tentang arti dan fungsi sebuah sekolah. Tetapi tidak semua orang terutama yang tidak terlibat langsung dalam lembaga pendidikan ini memahami lebih jauh tentang hal-hal yang dilakukan oleh sekolah dalam mengemban misi pendidikan. Ada usaha, trik, program, dan kiat khusus yang dilakukan hingga SMA Negeri 6 Denpasar berhasil mempersembahkan rangkaian prestasi kepada masyarakat sebagai pengabdian keluarga besar SMA Negeri 6 Denpasar kepada bangsanya. inilah yang tidak banyak diketahui salah satu prestasi yang diraih SMAN 6 Denpasar sudah mencapai tingkat Internasional di bidang akademik adalah Karya inovatif dalam penelitian ilmiah. Geografis SMA Negeri 6 Denpasar Tempat dan Lokasi SMA Negeri 6 Denpasar berlokasi di ujung timur Kota Denpasar, Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Letak sekolah ini sangat strategis dan nyaman dari keramaian Kota, karena berada di kurang lebih 500M dari jalan protokol Provinsi dan mudah dijangkau baik secara geografis maupun ekonomis. Sebagai sebuah sekolah di pusat desa , SMA Negeri 6 Denpasar tidak mengalami kesulitan transportasi, baik bagi peserta didik, maupun guru dan pegawai. Walaupun berada di tengah-tengah pusat keramaian kota, sekolah ini sama sekali tidak mengalami gangguan kebisingan karena tata ruang dan penataan lingkungan ditata sedemikian rupa secara terarah dan terprogram. Luas dan Keadaan Tanah SMA Negeri 6 Denpasar berdiri di atas tanah seluas 1 hektar, yang sudah tersertifikasi seluas 2200 M2 Batas-batas Sebelah Utara Jalan dan Rumah Penduduk Sebelah Timur Gang dan Perumahan Sebelah Selatan Tanah Sawah Kososng Sebelah Barat Sungai dan Pura
Arti Lambang SMA Negeri 6 Denpasar Dasar segi lima bermakna Pancasila, Matahari terbit bermakna Menuju kesempurnaan, Laut tiga gelombang bermakna Dinamika dan kreativitas, Pustaka atau buku bermakna Sumber ilmu pengetahuan, Sayap berhelai enam bermakna Usaha meningkatkan diri dan perguruan, Motto pada helai pita adalah Hettu Prajna Paramita Prabhavam artinya Dengan ilmu pengetahuan menuju kecemerlangan. Warna Pada Lambang Putih pada buku pustaka, Merah Matahari terbit, Biru Dasar lambang, Kuning Sayap. Makna Warna Pada Lambang Putih pada buku pustaka, Merah Matahari terbit, Biru Dasar lambang, Kuning Sayap Kesimpulan Ilmu pengetahuan yang diperoleh adalah berdasarkan Kesucian budhi, Ketenangan bathin, Keberanian mencoba, Keagungan jiwa.
Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Denpasar Kepala Sekolah I Ketut Suendi, Wakasek Kurikulum I Made Yadnya Tresna, ., Wakasek Kesiswaan I Wayan Subiakta, Wakasek Sarana Prasarana Drs. Wayan Artha Wakasek Humas Drs. Jro Kum
Sejarah SMA Negeri 6 Denpasar Negara Republik Indonesia bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan ini bisa tercapai manakala dunia pendidikan cukup memadai baik segi kualitas maupun kuantitas. Maka dari itu, pemerintah mendirikan banyak sekolah di berbagai tempat dalam berbagai Desa Sanur, dimotori oleh tokoh-tokoh pendidikan dan Tokoh Masyarakat yang berasal dari Desa Sanur, seperti Lurah Sanur Ida Bagus Betut Brata tahun 1986, Ida Bagus Banjar sebagai anggota Dewan dari Partai Golkar bersama dengan tokoh masyarakat yang tergabung dalam Yayasan Pembangunan Sanur YPS. Mereka mengadakan rapat dan dengan jiwa besar bermusyawarah, untuk mencapai mufakat. Akhirnya memutuskan mengusulkan agar ada sebuah Sekolah Menengah Atas SMA di Sanur karena ada tanah Negara yang bisa dibangun Sekolah yang lokasinya ditempat SMAN 6 Denpasar sekarang cuma akses jalan belum ada karena daerah persawahan, akhirnya Beliau Lurah Sanur dgn Tokoh yang lain mengadakan pendekatan dengan warga Sanur untuk bisa membebaskan tanahnya untuk jalan menuju lokasi SMAN 6 Denpasar karena beliau oreang yang sangat disegani oleh rakyatnya sehingga masyarakat bergotong royong untuk membuat jalan menunuju lokasi SMAN 6 Denpasar sehingga akses jalan bisa terealisasi yang diberi nama Jalan Tukad Nyali sesuai dengan nama sungai disepanjang jalan menunju SMAN 6 Denpasar. Ini terjadi dengan pertimbangan bahwa di wilayah Denpasar Selatan Khususnya Sanur belum ada Sekolah Menengah Atas SMA atau yang rapat dari tokoh-tokoh pendidikan dan tokoh masyarakat Sanur tentang akan didirikannya Sekolah Menengah Atas SMA yang akan berlokasi bersebelahan dengan Pura Dugul Putih, tepatnya sebelah timur Pura Dugul Putih yang merupakan pura untuk nunas toya ning saat ada upacara pengabenan di Desa Adat Intaran dan Desa Adat Penyaringan. Berkat keinginan masyarakat untuk memajukan pendidikan di wilayah Desa Sanur, pendirian SMA tersebut sangat diapresiasi oleh warga sanurAkhirnya berdasarkan persetujuan dari masyarakat itulah, tokoh-tokoh pendidikan dan tokoh masuarakat yang ada di Desa Sanur mengajukan permohonan tentang pendirian sekolah kepada Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung melalui Dinas pendidikan Provinsi Bali. Berkat perjuangan dari tokoh-tokoh pendidikan dan tokoh masyarakat Sanur yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Bali dan dukungan dari Lurah Sanur Ketut Bratha dan Anggota Dewan serta dukungan penuh dari masyarakat, akhirnya SMA Negeri 6 Denpasar mulai beroperasi pada tahun 1986 yang pada awal berdirinya bernama SMA Negeri 6 Denpasar, dengan meminjam lokasi untuk pertama kali di Negeri 1 Sanur yang sekarang SD Negeri 2 SanurSMA Negeri 6 Denpasar berdiri pada tanggal 2 Juni 1986 dan diresmikan pada tanggal 14 Juni 1986 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Bapak Prof. Dr. Fuad Hassan. Surat Keputusan tertuang Nomor 0887/0/1986 tertanggal 22 Desember 1986. Sebagai Kepala Sekolah Pertama adalah I Gusti Ayu Puspa, BA 1986-1990, kedua adalah I Gusti Ayu Alit Rudriani,BA 1990-1998, Ketiga adalah I Wayan Widia, BA 1998-2001, Keempat Adalah Drs I Made Wigama, 2001-2010 dan yang Kelima adalah Drs I Nyoman Muditha, 2010-sekarangPeriode Kepemimpinan SMA Negeri 6 Denpasar dapat dijelaskan sebagai berikut Periode Kepemimpinan I Gusti Ayu Raka Puspa, 1986-1990 Untuk diketahui bahwa kepala sekolah pertama yang memimpin SMA Negeri 6 Denpasar adalah I Gusti Ayu Raka Puspa, Sebagai orang pertama dalam mengendalikan roda kepemimpinannya membutuhkan waktu, pemikiran, dan tenaga ekstra. Beberapa hal penting yang patut mendapat perhatian utama adalah sumber daya dan rasio guru dengan siswa, sumber daya pegawai administrasi, lingkungan sekolah, sumber daya pendidikan dan lain-lainnya. Semuanya itu merupakan faktor intern berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh lembaga manapun terlebih SMA Negeri 6 yang baru dirintis pendiriannya. Tantangan pertama adalah dalam bidang kegiatan proses belajar mengajar PBM Jumlah siswa angkatan pertama 1986/1987 sebanyak 136 orang yang dibagi menjadi tiga kelas dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 11 orang dari segi rasio 12 siswa berbanding 1 orang guru adalah rasional. Kemudian dari segi jumlah mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa dengan jumlah guru yang ada dapat dikatakan cukup memadai. Keberadaan seperti itu, secara kualitas ada peluang untuk bersaing dengan sekolah-sekolah lain khususnya SMA Negeri yang ada di Kota Denpasar. Tantangan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dipelukan adanya peningkatan semangat belajar siswa dan mengajar para samping faktor sumber daya tenaga pengajar dan sumber daya siswa, aspek lain yang perlu mendapat perhatian untuk mengejar standar mutu minimal yang telah dicapai oleh SMA Negeri lain di Kotif Denpasar adalah faktor lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah sangat mempengaruhi berhasil dan tidaknya upaya yang dilakukan untuk pencapaian mutu standar pendidikan. Lingkungan sekolah yang masih penuh dengan rerumputan sudah jelas mengurangi kenyamanan proses pembelajaran. Keberadaan seperti itu sangat berpengaruh terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan. Aspek lainnya yang tidak boleh diabaikan adalah sumber daya pegawai administrasi. Suatu halyang patut diapresiasi adalah dalam empat tahun masa kepeminpinannnya dengan dua kali menamatkan, sudah tentu bahwa apapun hasil yang dapat dicapainya, itu merupakan sebuah prestasi tersendiri, karena dapat dijadikan pembanding untuk bahan evaluasi oleh peminpin lain yang tidak kalah pentingnya sebagai penunjang dan pelengkap dalam upaya mencapai target standar kualitas mutu pendidikan adalah kepemilikan sumber daya pendidikan yang memadai, meliputi prasarana dan sarana berupa bangunan pisik, seperti ruang kelas dan alat-alat kelengkapannya, ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, tempat ibadah pura, dan lain-lainnya. Untuk ruang belajar siswa, pemerintah menyediakan sebanyak lima 5 ruang belajar. Ketika itu jumlah siswa sebanyak 136 orang siswa dibagi menjadi tiga kelas. Bilamana di tahun berikutnya secara berturut-turut ditetapkan menerima siswa 3 tiga kelas, maka pada tahun kedua 1987/1988 harus disediakan ruangan belajar sebanyak 6 enam ruangan, dan pada tahun ketiga 1988/1989 minimal memiliki 9 Sembilan ruang kelas belajar siswa dilengkapi sarana yang dibutuhkan. Kebutuhan lainnya adalah ruang perpustakaan dilengkapi dengan buku-buku pelajaran utamanya yang dibutuhkan untuk pengembangan kualitas pendidikan siswa. Karena sekolah dapat dikatakan berusia muda, tentu jumlah buku-buku yang tersedia di perpustakaan relatif terbatas. Untuk itu, kekuranglengkapan buku-buku yang tersedia di perpustakaan tentu dapat dibantu dengan daya kreativitas dan inovatif guru yang mengasuh setiap mata pelajaran. Selain beberapa aspek yang telah diuraikan di depan, ruang pegawai administrasi sebagai dapurnya untuk mendokumentasi berbagai kegiatan, baik kegiatan administrasi akademik maupun administrasi keuangan perlu mendapatkan perioritas. Karena keberadaannya sama pentingnya dengan kebutuhan ruang kelas belajar dengan berbagai sarana melengkapinya. Termasuk ruang guru serta kelengkapannya juga tidak dapat diabaikan keberadaannya. Selain berbagai prasarana dan sarana pisik, di SMA 6 Denpasar juga disiapkan prasarana dan sarana nonpisik yaitu sebuah bangunan tempat ibadah pura berukuran 3 x 3 meter. Walaupun berukuran relatif kecil, tetapi cukup representatif untuk melaksanakan kegiatan upacara keagamaan. Tempat suci dengan sebuah bangunan padmasari adalah sebagai media komunikasi kepada Hyang Maha Kuasa dengan segala bentuk dan manivestasinya; sebuah bangunan Tugu Karang tempat memuja kekuatan Sang Hyang buta kala sebagai penguasai di lingkungan SMA Negeri 6; dan sebuah palinggih khusus untuk Ratu Niyang, sebagai bentuk kepercayaan lokal yang masih hidup sampai dengan saat sekarang ini di Desa Sanur. Periode Kepemimpinan I Gusti Ayu Alit Rudriani, 1990-1998 Periode Kedua adalah I Gusti Ayu Alit Rudriani, Sebagai penerus kepemimpinan periode sebelumnya banyak hal yang harus dikerjakan. Selain melanjutkan program yang belum tuntas juga merintis pekerjaan lainnya, seperti penataan lingkungan sekolah dengan penanaman pohon dan pembuatan kolam. Keindahan lingkungan akan dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan kegiatan belajar mengajar. Pohon-pohon yang ditanam dipilih yang cocok untuk membuat keindahan lingkungan sekolah, seperti pohon cemara, pohon kelapa, pohon rijasa, pohon sawo, pohon mangga, pohon keben, pohon ketapang, pohon kamboja dan lain-lainnya. Dengan pertimbangan, selain dapat membuat lingkungan sekolah indah juga pertumbuhan dan perkembangannya relatif lambat, serta akar-akarnya tidak mengganggu bangunan sekolah. Penanaman berbagai jenis pohon tersebut disesuaikan dengan kebutuhan ruang. Seperti pohon cemara, pohon kelapa, pohon kamboja ditempatkan di depan bangunan sekolah; pohon ketapang, ditanam di halaman depan sekolah; pohon mangga, pohon keben, dan yang lainnya dibuatkan ruang khusus dan tidak dekat dengan ruang kelas belajar dan difungsikan sebagai hutannya sekolah. Tempat yang dipilih adalah di sebelah selatan tempat suci pura dan di sebelah barat laboratorium biologi. Selain membangun suasana keindahan sekolah dengan penanaman pohon dan pembuatan hutan sekolah, juga dibuat kolam hias berukuran 15 x 10 meter. Kolam dibuat dilengkapi dengan penanaman tunjung warna-warni dengan menjadikan tunjung putih kumuda sebagai ikonnya dan dilengkapi dengan pemeliharaan ikan hias yang berwarna-warni, kemudian diberi nama Taman Kumuda Sari. Selain keberadaan kolam tersebut dapat membuat suasana keindahan sekolah, juga diberdayakan sebagai tempat penampungan air dikala musim hujan. Periode Kepemimpinan I Wayan Windia, 1998-2001 Periode Kepemiminan ketiga I Wayan Windia dalam waktu relatif singkat yaitu selama tiga tahun. Selain melanjutkan program kepala sekolah sebelumnya, penataan lingkungan juga menjadi perhatian baginya. Sewaktu kepemimpinannya, diadakan perbaikan dan renovasi bangunan ruang kelas belajar dan laboratorium. Hal tersebut berdampak terhadap dilakukannya penebangan beberapa jenis pohon dan kemudian digantikan dengan penanaman pohon di tempat lainnya sehingga keberadaan lingkungan sekolah tetap hijau. Kolamnya dihapus karena tempat tersebut dimanfaatkan untuk pembangunan gedung laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam IPA, dalam upaya pengembangan dan kemajuan sekolah. Tidak hanya laboratorium yang dibuat, tetapi tempat parkir siswa, guru-guru, dan pegawai juga dibangunnya. Tetapai sayang, waktu kepemimpinannya sangat singkat, sehingga tidak banyak dapat melakukan sesuatu untuk kemajuan sekolah. Periode Kepemimpinan Drs. I Made Wigama, 2001-2010 Periode Kepemimpinan keempat Drs I Made Wigama, dimana SMA Negeri 6 Denpasar pada awalnya ada beberapa kalangan yang mengalamatkan menyebutkan sebagai sekolah pinggiran, tetapi tanpa disadari secara berlahan wacana tersebut mulai menghilang. Tampaknya para kepala sekolah yang memimpin sebelumnya termasuk Made Wigama sangat terbuka menerimanya dan menganggap hal seperti itu merupakan sebuah masukan kritik agar mau berbenah demi kemajuan lembaga. Berdasarkan catatan singkat tentang kinerja ketiga kepala sekolah yang memimpin sebelumnya, semua memiliki semangat tinggi dan bekerja maksimal untuk kemajuan sekolah. Tetapi di balik semangat tinggi yang dimilikinya, tidak didukung oleh tersedianya dana yang memadai. Dikatakan demikian, karena saat itu sumber dana yang dimiliki terbatas pada bantuan dari pemerintah dan peran komite sekolah sebagai mitra kerja untuk mensuport bantuan dana belum dapat diberdayakan secara maksimal. Dana bantuan komite hanya terbatas pada pelaksanaan proses belajar mengajar PBM. Dari sumber RAPBS dapat diketahui bahwa komite sebagai mitra kerja sekolah mulai berperan maksimal dalam penyediaan dana sejak tahun 2003. Bantuan dana yang disiapkan tidak hanya terbatas pada proses belajar mengajar, tetapi sudah meluas pada bantuan untuk pengembangan fasilitas pendidikan, seperti penambahan fasilitas ruang kelas belajar, parkir, penataan taman sekolah, termasuk bantuan biaya untuk siswa yang berprestasi. Dua tahun masa kepemimpinannya tepatnya di tahun 2003 berhasil merenovasi dan memperluas bangunan suci pura yang mulanya dibuat dari batu padas dan bata diganti dengan batu hitam dan dilanjutkan dengan upacara mlaspas dan pujawali. Sumber dananya berasal dari Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar, Komite Sekolah, dan dana punia. Untuk menyalurkan bakat dan minat siswa di bidang kesenian, tahun 2004 diupayakan pengadaan seperangkat gamelan gong kebyar dan seperangkat gender wayang. Keberadaan alat musik tersebut dapat memberi kesempatan kepada para siswa yang berbakat untuk menyalurkan minatnya bermain music atau gambelan. Bila ada kegiatan sekolah yang mementaskan tari-tarian tidak lagi iringannya memakai kaset, namun langsung life menggunakan gamelan. Aspek lingkungan selalu mendapat perhatian bagi setiap kepala sekolah yang memimpin sebelumnya. Ketika kepemimpinan Made Wigama penataannya dipertegas dengan diadakan pengelompokkan, yang secara keseluruhan diberi nama “Taman Widya Srama”. Keberadaannya didukung oleh taman-taman kecil, seperti Taman Mandala Sari yang didominasi oleh berbagai jenis bunga berposisi di dekat tempat suci; Kelompok Taman Mandala Pala dan Usadi, yang terdiri atas tanaman buah-buahan yang bermanfaat untuk obat, berposisi di bagian tengah areal sekolah; Taman Cemara dan pohon-pohon lainnya yang bernuansa indah dan disela-selanya dibuatkan meja lengkap dengan kursi dari beton, sebagai tempat para siswa rilek di luar jam belajar; di tempat-tempat yang dipandang strategis dibuat dipancang slogan-slogan yang bermakna sebagai motivasi diri untuk bekerja, belajar, dan lain-lainnya. Lingkungan sekolah menjadi semakin indah dengan dibangunnya taman di depan tempat suci. Sebuah patung Dewi Saraswati yang sangat indah dan cantik dikelilingi kolam penuh dengan bunga teratai warna-warni dan penempatannya sesuai warna arah mata angin; dan berpapasan dengan pintu masuk sekolah dipasang patung Ganeca yang dibuat dari batu andesit. Kedua tokoh patung ini keberadaannya sesuai dengan fungsi sekolah yaitu sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Apa yang telah dibangun selama kepemimpinannya, selain mengutamakan proses pembelajaran dan pendidikan perhatian mendalam juga diberikan terhadap lingkungan. Keberadaan lingkungan sangat mempengaruhi dalam upaya membangun citra sekolah. Demikian pula dalam mewujudkan visi SMA Negeri 6 Denpasar menjadikan lembaga pendidikan yang berkualitas dan unggul berlandaskan tri hita karana, keselarasan dengan lingkungan merupakan salah satu bagian penting yang harus diapresiasi, diwujudkan, dipelihara, dan dilestarikan keberlanjutannya. Pada kenyataannya semua bentuk kerja keras dilandasi ketulusan membuahkan hasil, yaitu dapat mengantarkan SMA Negeri 6 Denpasar meraih juara I tentang kerindangan dan meraih Tropi Sekolah Adi Wiyata Tingkat Nasional tahun 2009. Periode Kepemimpinan Drs. Nyoman Muditha, 2010- Sekarang Dalam masa tugas saya saat sebagai guru di SMAN 6 Denpasar pernah menjabat sebagai wakil kepala sekolah, sebagai Humas pada masa kepemimpinan I Gusti Ayu Alit Rudriani dan wakasek bidang Kurikulum pada masa kepemimpinan Made Wigama. Banyak hal yang saya peroleh selama menjabat sebagai wakil kepala sekolah terkait dengan kebutuhan sekolah. Bahkan yang lebih penting adalah mengetahui berbagai kebutuhan bagi sekolah, baik kebutuhan para guru, para pegawai, para siswa maupun yang lainnya. Artinya, bahwa pengalaman sebagai wakil kepala sekolah merupakan modal dasar untuk memanajemen kepala sekolah saya menghargai kiprah para pendahulu saya dan memiliki saya komitmen untuk melanjutkan semua program yang ditinggalkannya, seperti untuk merenovasi bangunan kantor pegawai dengan bangunan Gedung Berlantai 3 yaitu Lantai 1 untuk Kantor Adminitrasi/Tata Usaha, Ruang Kepala sekolah, dsan Ruang Wakil Kepala Sekolah, Lantai 2 adalah 3 Ruang Lab. Komputer dan 1 ruang Belajar, Lantai 3 Aula tempat Pertemuan Orang tua Siswa , penataan lingkungan sekolah dengan penanaman pohon kelapa sawit, pohon kelapa, dan tanaman hias lainnya; penghapusan tiga ruang belajar menjadi lapangan upacara dan sepenuhnya ditanami rumput; di lantai bagian depan halaman sekolah dipaving dan dipinggirnya ditanami berbagai tanaman hias; kemudian tembok penyengker sekolah kami renovasi total dengan material batu bata merah dilengkapi dengan dua buah candi bentar untuk pintu keluar-masuk sekolah dan sebuah candi kurung yang hanya dimanfaatkan pada saat-saat tertentu. Gedung Lantai 3 Ruang Sekretariat, Ruang Kepala Sekolah, Ruang Komite, Ruang Kelas, dan Auditorium SMA Negeri 6 Denpasar Candi Kurung, SMA Negeri 6 Denpasar Demikian pula dengan merombak/menghapus tiga ruangan kelas belajar dan menggantikannya dengan lapangan dan sepenuhnya ditanami rumput; penataan posisi bangunan sehingga tampak tidak kumuh; pembuatan balai wantilan beratap tingkat, sehingga dapat membuat keberadaan lingkungan sekolah menjadi lebih indah, sehingga pada tahun 2012 SMAN 6 Denpasar menerima Anugrah dari Presiden Republik Indonesia Dr Susilo Bambang Yudoyono yang diserahkan oleh Menteri Lingkungan hidup di Istana Presiden pada tanggal 5 Juni 2012 sebagai Sekolah berstatus Sekolah Adi Wiyata Mandiri. Foto Wantilan Graha Budaya dan Halaman Untuk KegiatanUpacara dan Aktifitas Siswa Di bidang sumber daya manusia SDM selain berupaya meningkatkan kualitas akademis para siswa, dengan memotivasi para gurunya untuk melanjutkan studi ke program pascasarjana S2 dengan memberi subsidi bantuan dana sesuai kemampuan sekolah. Hal lain yang tidak kalah pentingnya berhasil mewujudkan dan bersifat monumental sebagai gagasan/ide kami sebagai Kepala Sekolah adalah terciptanya Hymne SMA Negeri 6 Denpasar dengan lagu dan aransemen Komang Darmayuda serta lirik Anak Agung Gde Raka dan tari kebesaran SMA Negeri 6 “Nur Kumuda” dengan koreographer dan Kompuser Nyoman Cerita dibantu oleh I Gusti Ketut Adnyana dan Ni Wayan Purnamawati. Kemudian sebagai parameter keberhasilan pembinaan kesenian, pada tahun 2012 SMA 6 ikut ambil bagian dalam pawai pembukaan Pesta Kesenian Bali PKB bergabung dengan Duta Kabupaten/Kota, partisipan Luar Daerah, dan partisipan Luar Negeri. Tari Kebesaran SMA Negeri 6 Denpasar “Nur Kumuda” Itulah sekilas tentang kepemimpinan SMA Negeri 6 Denpasar dari baru berdiri sampai sekarang yang usianya sudah menginjak 32 tahun. Semenjak tahun 2010 program Kepala Sekolah untuk 4 tahun pertama kepemimpinannya seperti tersurat diatas adalah memperbaiki sarana prasarana fasilitas/Infrastruktur sekolah yaitu Gedung Kantor Depan, Ruang Belajar, Ruang Guru, Lab Komputer, Perpustakaan, Ruang lapang/Halaman upacara, Wantilan, Tembok Penyengker dan termasuk Kantin, dan dalam bidang budaya terinovasi untuk membuat tari Kebesaran SMAN 6 Denpasar dan Imne SMAN 6 Denpasar semua program ini dalam kurun Waktu 4 tahun dari tahun 2010-2014 sdh bisa terealisasi semua program tersebut diatas berkat batuan Orang tua siswa dan Pemerintah Kota Denpasar, Dinas Pendidikan Provinsi Bali dan bantuan dari Pusat kecuali Gedung Perpustakaan Sekolah belum bisa terealisasi Setelah Sarana Prasarana memadai terpenuhi pada tahun 2014 di tahun periode kedua kepemimpinan Kepala Sekolah berinisiatif untuk membuat terobosan baru yang inovatif dengan melihat bakat talenta anak dalam memilih Ekstrakurikuler dengan anggota yang cukup banyak sehingga bersama staf / jajaran Wakasek dan Guru untuk bisa meningkatkan prestasi di Bidang akademis maka dibuatlah suatu program Ekstra gabungan yaitu dengan analisis keberprananan dan saling keterkaitan dan saling melengkapi dari fungsi ekstrakurikuler yang ada di SMAN 6 Denpasar yaitu dengan menggabungkan 5 Ekstra ekstra yang saling terkait atau mendukung yaitu antara lain 1. Ekstra KIR, 2. Ekstra Jurnalistik, 3. Ekstra Lingkungan, 4. Ekstra Sispala dan 5. Ekstra Fotografi menjadi satu wadah yang diberi nama Kelompok Peneliti Belia Sixsma KPB-Sixsma yang dikomandoi oleh Guru guru SMAN 6 Denpasar I Made Gunada. selaku Ketua, dan anggotanya Drs I Ketut Sinah, Drs I Wayan Artha, I Kadek Artayasa, ST , I Made Yadnya Putra, SPd, dan dibantu oleh pembina luar I Wayan Ananta, dan juga berkerja sama dengan Dosen dosen dari UNUD untuk membantu sebagai pembina Sejak tahun 2014 SMAN 6 Denpasar mulai berbicara dan berprestasi di Bidang akademis dari tingakt Kota, Provinsi, Nasional dan Internasional Daftar Prestasi Terlampir sehingga sekarang ”KPB-SIXSMA” dijadikan suatu Program Ekstra ”UNGGULAN” di SMAN 6 Denpasar
logo sman 6 denpasar